Kahadiran pasar kaget
di bulan ramadhan sudah menjadi sebuah tradisi bagi umat Islam dihampir seluruh
belahan dunia ini. Pasar ini hanya muncul di bulan Suci Ramadhan dan adanya
hanya disaat sore hari atau menjelang berbuka puasa. Keunikan dari pasar ini
terletak dari dagangan yang dijajakan, dimana para pedagang menjajakan berbagai
macam aneka panganan berbuka puasa, mulai dari aneka jenis kue, minuman hingga makanan
khas daerah setempat.
Seperti di Kota
Langsa provinsi Aceh, Setiap tahunnya di bulan suci ramadhan, Lapangan Merdeka
Kota Langsa yang terletak tepat dijantung ibu kota dan di seputaran Masjid Raya
Darul Falah Kota Langsa pada sore harinya selalu ramai dikunjungi oleh
masyarakat yang ingin membeli jajanan berbuka. Akibatnya selalu saja terjadi
kemacetan lalu lintas baik di pertigaan Lapangan Merdeka maupun di pertigaan
lampu merah masjid darul Falah.
Kondisi ini
mendatangkan rezeki tersendiri atau yang lebih umum disebut oleh sebahagian
besar para pedagang sebagai “Berkah Ramadhan”, karena hampir seluruh dagangan
mereka habis terjual, yang sudah barang tentu juga mendatangkan keuntungan
tersendiri bagi mereka. Sedangkan para pembeli umumnya merasa puas karena
mereka dapat mencicipi aneka jajanan sesuai dengan keinginan mereka yang sudah
barang tentu juga akan sulit ditemui dihari-hari lainnya.
Sungguh ironis,
kondisi demikian sepertinya pada tahun 2013 ini tidak lagi dirasakan oleh
sebahagian masyarakat Kota Langsa, pasalnya pada tahun ini pula disaat akan
memasuki bulan yang penuh maqfirah ini justeru
pemerintah melakukan maneuver menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menjadi
sumber utama energi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kenaikan BBM ini sangat
berpengaruh terutama bagi para pedagang, dimana seiring dengan kenaikan BBM,
harga sejumlah bahan pokok juga mengalami kenaikan, hal ini berdampak pada
besarnya modal yang harus dikeluarkan para pedagang ketika mereka akan membuat
jajanan atau pangan berbuka puasa yang akan mereka dagangkan nantinya. Dampak
lain juga dirasakan oleh para pembeli, dimana biasanya hanya dengan uang
Rp.20.000,- mereka sudah mendapat jajanan yang sesuai dengan keinginan mereka
dan dianggap cukup banyak, kini dengan porsi yang sama mereka harus
mengeluarkan uang antar Rp. 35.000 hingga Rp.50.000,-, hal ini pula yang
mendorong turunnya minat pembelian jajanan berbuka puasa di Bulan Ramadhan 1434
H ini di Kota Langsa. Sehingga pasar kaget jajanan berbuka puasa di Kota Langsa
pun, terlihat sedikit sepi, namun demikian berkah ramadhan tetap saja mengalir
meski tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Meski pemerintah
telah menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok seperti diberitakan teraspost.com 6 Juli 2013 yang berjudul
“Kebutuhan Bahan Pokok Cukup" namun dampaknya tetap saja mempegaruhi
daya jual dan daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi akibat pemerintah
kurang mempertimbangkan biaya angkut bahan pokok tersebut, dimana dengan
kenaikan BBM maka biaya transpotasi juga mengalami kenaikan, yang sudah barang
tentu biaya angkut bahan pokok juga mengalami kenaikan dan akhirnya sebagai
pedagang mengambil langkah secara suka maupun tidak suka harus menaikan harga
barang dagangannya. Sayangnya hal ini dilakukan pemerintah disaat Masyarakat
Indonesia yang notabenenya moyoritas muslim akan memasuki bulan Suci Ramadhan
dan Idul Fitri ditambah lagi dengan masuknya tahun ajaran baru yang sudah pasti
sebagai orang tua akan membutuhkan biaya lebih besar untuk melanjutkan sekolah
putra-putri mereka, sementara gaji atau pendapatan mereka “TIDAK MENGALAMI KENAIKAN”.
Sumber Referensi :
http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/06/54343/kebutuhan-bahan-pokok-cukup
Sumber Referensi :
http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/06/54343/kebutuhan-bahan-pokok-cukup
Simpan tulisan atau Kode Script yang sobat kehendaki di sini -> Untuk kolom sebelah kanan