Sabtu, 27 Juli 2013

Berkah Ramadhan vs Kenaikan BBM

Kahadiran pasar kaget di bulan ramadhan sudah menjadi sebuah tradisi bagi umat Islam dihampir seluruh belahan dunia ini. Pasar ini hanya muncul di bulan Suci Ramadhan dan adanya hanya disaat sore hari atau menjelang berbuka puasa. Keunikan dari pasar ini terletak dari dagangan yang dijajakan, dimana para pedagang menjajakan berbagai macam aneka panganan berbuka puasa, mulai dari aneka jenis kue, minuman hingga makanan khas daerah setempat.
Seperti di Kota Langsa provinsi Aceh, Setiap tahunnya di bulan suci ramadhan, Lapangan Merdeka Kota Langsa yang terletak tepat dijantung ibu kota dan di seputaran Masjid Raya Darul Falah Kota Langsa pada sore harinya selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin membeli jajanan berbuka. Akibatnya selalu saja terjadi kemacetan lalu lintas baik di pertigaan Lapangan Merdeka maupun di pertigaan lampu merah masjid darul Falah.

Kondisi ini mendatangkan rezeki tersendiri atau yang lebih umum disebut oleh sebahagian besar para pedagang sebagai “Berkah Ramadhan”, karena hampir seluruh dagangan mereka habis terjual, yang sudah barang tentu juga mendatangkan keuntungan tersendiri bagi mereka. Sedangkan para pembeli umumnya merasa puas karena mereka dapat mencicipi aneka jajanan sesuai dengan keinginan mereka yang sudah barang tentu juga akan sulit ditemui dihari-hari lainnya.
Sungguh ironis, kondisi demikian sepertinya pada tahun 2013 ini tidak lagi dirasakan oleh sebahagian masyarakat Kota Langsa, pasalnya pada tahun ini pula disaat akan memasuki bulan yang penuh maqfirah ini justeru pemerintah melakukan maneuver menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menjadi sumber utama energi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kenaikan BBM ini sangat berpengaruh terutama bagi para pedagang, dimana seiring dengan kenaikan BBM, harga sejumlah bahan pokok juga mengalami kenaikan, hal ini berdampak pada besarnya modal yang harus dikeluarkan para pedagang ketika mereka akan membuat jajanan atau pangan berbuka puasa yang akan mereka dagangkan nantinya. Dampak lain juga dirasakan oleh para pembeli, dimana biasanya hanya dengan uang Rp.20.000,- mereka sudah mendapat jajanan yang sesuai dengan keinginan mereka dan dianggap cukup banyak, kini dengan porsi yang sama mereka harus mengeluarkan uang antar Rp. 35.000 hingga Rp.50.000,-, hal ini pula yang mendorong turunnya minat pembelian jajanan berbuka puasa di Bulan Ramadhan 1434 H ini di Kota Langsa. Sehingga pasar kaget jajanan berbuka puasa di Kota Langsa pun, terlihat sedikit sepi, namun demikian berkah ramadhan tetap saja mengalir meski tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Meski pemerintah telah menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok seperti diberitakan teraspost.com 6 Juli 2013 yang berjudul “Kebutuhan Bahan Pokok Cukup" namun dampaknya tetap saja mempegaruhi daya jual dan daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi akibat pemerintah kurang mempertimbangkan biaya angkut bahan pokok tersebut, dimana dengan kenaikan BBM maka biaya transpotasi juga mengalami kenaikan, yang sudah barang tentu biaya angkut bahan pokok juga mengalami kenaikan dan akhirnya sebagai pedagang mengambil langkah secara suka maupun tidak suka harus menaikan harga barang dagangannya. Sayangnya hal ini dilakukan pemerintah disaat Masyarakat Indonesia yang notabenenya moyoritas muslim akan memasuki bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri ditambah lagi dengan masuknya tahun ajaran baru yang sudah pasti sebagai orang tua akan membutuhkan biaya lebih besar untuk melanjutkan sekolah putra-putri mereka, sementara gaji atau pendapatan mereka  “TIDAK MENGALAMI KENAIKAN”. 

Sumber Referensi : 
http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/06/54343/kebutuhan-bahan-pokok-cukup

Simpan tulisan atau Kode Script yang sobat kehendaki di sini -> Untuk kolom sebelah kanan