Selasa, 16 Agustus 2011

(GoVlog-Ramadan) Meraih Ketakwaan Hakiki Dengan Ramadhan

Dengan izin Allah, akhirnya kita kembali dipertemukan kembali dengan ramadhan, dengan segala keagungan dan keberkahannya. Bulan dimana didalamnya kita semua diwajibkan untuk melaksanakan Ibadah Shaum/puasa. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah : 183.   
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Dalam ayat tersebut Allah SWT, menyuruh kepada orang-orang yang beriman/mukmin untuk mengerjakan ibadah shaum/puasa. Shaum/A-shiyam/puasa artinya secara bahasa “Al-imsaki minasy-syai’, (menahan diri dari mengerjakan sesuatu).  Adapun secara syar’i makna shaum adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa (makan, minum dan jima’) dari sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan disertai niat.
Dalam ayat ini Allah SWT juga menjelaskan bahwa hikmah dari diwajibkannya puasa adalah agar pelakunya menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Kata taqwa berusaha dari kata waqa’ yang berarti melindungi. Kata tersebut digunakan untuk menunjukkan pada sikap dan tindakan  untuk meindungi diri dari murka dan azab Allah SWT. Caranya aalah dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Jika dicermati, mengapa puasa dapat mengantarkan pelakunya pada taqwa? Ini dikarenakan : orang yang berpuasa d latih untuk jujur dan selalu mengingat Allah ketika menjalanan puasa. Bisa saja dia makan, minum atau jima’ dengan istrinya, dan kemudian berpura-pura di muka umum untuk berpuasa. Namun orang yang berpuasa akan selalu merasa diawasi Allah SWT. Maka jika sikap ini dijalankan pada saat diluar ramadhan, setelah selama sebulan penuh dilatih untuk itu, niscaya akan menghasilkan individu-individu yang bertaqwa.
Puasa juga melatih manusia untuk mengendalikan hawa nafsu. Benar bahwa manusia membutuhkan makan, minum dan lawan jenis. Namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi manusia untuk mengumbar hawa nafsunya seperti binatang. Manusia hanya dibolehkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. Demikian pula dalam hubungannya dengan lawan jenis. Manusia hanya diizinkan melampiaskannya dengan pasangan yang dihalalkan. Orang yang telah berhasil puasa tentu telah berhasil mengendalikan hawa nafsunya.
Jika di bulan ramadhan, kita sanggup tidak makan dan minum yang pada bulan lain dihalalkan, maka tentu ia lebih mampu untuk menahan diri dari makanan yang haram di bulan-bulan lainnya. Jika  seseorang mampu untuk tidak menggauli istrinya di siang hari di bulan ramadhan, maka tentu di bulan lain dia lebih mampu untuk tidak berzina.
Karena jika ibadah puasa tidak mengantarkan orang yang melaksanakannya menjadi pribadi yang taqwa maka pantas orang tersebut termasuk dalam yang disabdakan Rasulullah SAW.
Artinya : “Banyak diantara orang yang berpuasa tetapi hasilnya hanya lapar dan dahaga” (H.R. Ibn Huzaimah).
Dan tidak hanya  dalam hal-hal yang sifatnya, personality ketaqwaan itu terbentuk, namun juga dalam kehidupan social masyarakat dan Negara.  Karena perintah-perintah Allah SWT, tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban individu, namun juga dalam kehidupan bernegara. Contohnya adalah kewajiban qishash Al Baqarah : 178, Al-Qital, Al Baqarah 216. Juga kewajiban melaksanakan ekonomi islam, politik islam, juga keharaman melakukan muamalah riba, namun saat ini riba malah menjadi pondasi ekonomi Negara, pornografi saat ini hanya diatur  bukan dilarang, perzinaan dan pelacuran adalah keharaman maka harus dilarang dan diberantas, bukan malah hanya ditutup sementara hanya dibulan ramadhan saja.  Maka ketaqwaan seorang mukmin di bulan ramadhan berpuasa, harus terdorong untuk menegakkan hukum-hukum Allah SWT. Secara formal dalam kehidupan melalui institusi Negara khalifah islamiyah. Jika tidak makan kita telah ter-sekulekkan (memisahkan agama dengan kehidupan) padahal sikap tersebut adalah sikap beriman terhadap sebagian isi al-kitab (al-quran) namun kafir terhadap isi al-quran yang lainnya. Kita beriman pada ayat shaum/puasa namun kafir terhadap ayat riba, terus berpuasa, namun terus riba. Dan skap tersebut hanya akan mengantarkan umat islam secara umum dan kita pribadi pada kenistaan di dunia dan azab Allah di akhirat, sebagaimana firman Allah SWT (Q.S. Al Baqarah : 85)
Artinya : Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
Namun yang berlangsung saat ini adalah sebaliknya, islam hanya diambil sepotong-sepotong, mana yang disenangi diambil. Namun yang tidak disenangi ditinggalkan, maka waar kita musibah terus melanda umat ini, kesempitan hidp juga seperti tidak pernah berakhir, malah semakin parah menimpa umat islam. Allah SWT berfiman  Q.S Thaha : 124-125
124. dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".
125. berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
Padahal, allah SWT, memerintahkan untuk masuk islam secara kaffah, baik yang berkaitan dengan individu, keluarga, masyarakat dan Negara. Q.S Al-Baqarah : 208
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Bahkan Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa siapapun yang berhukum dengan selain  hukum Allah SWT (Syariah islam) sebagai afir, zalim, dan fasik. Q.S Almaidah : 44,45,47  
44. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
45Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
47. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
Maka oleh karena itu, agar tidak termasuk dalam golongan kafir, zalim atau fasik, dan terkategori orang yang mengimani sebagaimana Al Quran dan mengkufuri sebagian yang lain serta dijauhkan dari segala kesempitan hidup dan azab Allah SWT diakhirat kelak maka, sudah sepatutnyalah kita seluruhya menjadikan ramadhan sebagai momentum untuk mengubur sekuleisme (untuk selama-lamanya, dan diganti dengan syari’ah Islam yang kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Dikarenakan syariah islam mustahil dapat ditegakkan tanpa adanya institusi pelaksanaannya, maka merupakan kewajiban kita semua pula untuk menegakkan kembali institusi pelaksana syariah tersebut, yakni hilaah Ilsamiyah. Karena hanya dengan khilafahlah hukum-hukum Allah SWT seluruhnya dapat terlaksana secara kaffah.
Inilah sebenarnya ketakwaan  yang hakiki, bukan ketaqwaan semu yang menadi hiasan bibir dan spanduk-spanduk di bulan ramadha saja. Dan ketika ini dapat perjuangkan dan diwujudkan, pantas jika kaum muslimin mendapatkan apa yang dijanjikan Allah SWT pada kita semua. Dalam Al-Kitab-Nya : Q.S Annur 55 dan Al A’raf : 96.
   55. dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.
96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.


Simpan tulisan atau Kode Script yang sobat kehendaki di sini -> Untuk kolom sebelah kanan

1 komentar:

Penulis Musiman mengatakan...

sebenarnya saya cukup pusing memahami bacaan tiap paragrap, selalu loncat2 dari satu masalah ke masalah yang lain, demikian juga untuk menaikkan di vivanews membuat saya cukup bingung juga.

Posting Komentar